Herman (21), cowok beralamat di Jl. Dangko, Balang Baru, Makassar, disekap oleh mahluk halus yang berwujud wanita berjubah merah, ketika bertandang ke rumah tantenya di Bontonompo.
Kepada Wartawan MITOS, lulusan SMU Negeri 8 Makassar tahun 2006 ini menceritrakan pengalamannya. Minggu sore, 8 Maret 2009, Herman duduk di teras rumah tantenya, di desa Passalangang kec.Bontonompo, Gowa. Dia bersama teman-temannya dari Makassar, setelah ikut program maulid Nabi di salah satu mesjid di kampung itu.
Menjelang magrib, ketika orang menuju mesjid, Herman tinggal sendiri di teras. “Maklumlah pada ketika itu saya masih agak malas ke mesjid.” saya Herman. Disaat sedang terdiam itulah, tiba-tiba Herman melihat seorang wanita paruh baya memakai jubah merah berambut panjang sedang menatap kearahnya. Sampai dua kali wanita itu bolak-balik di depan Herman, entah apa tujuannya. Tapi Herman tak ambil pusing. Nanti kaget setelah wanita itu mendekat dan meminta Herman ikut dengannya. Dan menyerupai dihipnotis, ia terus saja mengikuti wanita itu walau hatinya terasa menolak.
Dia bergotong-royong mendengar bunyi temannya yang menegur. Tapi ia tak mampu menjawab, lidahnya seakan terkunci. Tubuh dan matanya terus saja mengikuti gerak langkah wanita itu.
Lama sekali rasanya bagi Herman mengikuti wanita itu. Yang terlihat ketika pertama kali ia tersadar, yakni hamparan sawah yang sudah tak terurus. “Kenapa saya ada disini ? Apa tujuan wanita ini membawaku kesini ?” Itu pertanyaan yang timbul dibenaknya pada ketika itu.” Sesunguhnya Herman sedang berusaha disekap oleh mahluk halus.
Kemudian Herman mendengar bunyi adzan yang sangat merdu, seumur hidupnya tak pernah ia mendengar azan semerdu itu. Begitu merdunya sehingga hati Herman agak damai sedikit.
Ketika Herman coba lari meninggalkan daerah itu, penglihatannya tiba-tiba gelap. Dia tak dapat melihat, padahal tadi penglihatannya cukup jelas. Soalnya pada malam itu bulan bersinar terang menyinari areal persawahan.
Saat kebingungan, tiba-tiba seberkas cahaya putih menghampinya. Kira-kira cahaya itu sebesar bola kaki. Cahaya itu seolah-olah memandu Herman untuk segera ikut dengannya. Dan anehnya, Herman mengikutinya.
Walaupun gelap ia tetap mengikuti cahaya itu. Dan tak lama kemudian ia tiba-tiba sudah berada di depan rumah tantenya kembali”
“Kemungkinan cahaya itu yang menyelamatkanku dari sekapan mahluk halus tadi”. kenang Herman
Di depan rumah, sudah banyak orang yang berkumpul, segala macam pertanyaan yang diajukan kepadanya tak dihiraukan. Setelah minum segelas air putih dan istirahat sejenak, Herman menjelaskan ihwal kehilangannya tadi. Bahwa sebetulnya ia gres saja diculik mahluk halus.
Saat Herman tiba-tiba menghilang dari teras rumah, keluarga dan teman-temannya beranggapan ia diculik perampok yang memang sesekali masih berkeliaran di kampung itu. Herman pun diperiksa oleh keluarganya apa saja yang hilang darinya, alasannya yakni sewaktu Herman menghilang memang membawa tas ransel.
Setelah diperiksa isi tas, diketahui yang hilang hanya selembar celana dalam. Entah untuk apa celana dalam bagi mahluk gaib tersebut, mau diapakan celana itu ? tujuannya untuk apa ? itulah pertanyaan yang timbul dibenak orang di desa tersebut hingga sekarang.
Berlanjut keesokan harinya, menjelang magrib pula, di rumahnya, Jl.Dangko, Herman kembali didatangi mahluk halus dengan wujud berbeda. Wujudnya menyerupai ulama dari Timur Tengah, laki-laki renta berjenggot putih panjang, memakai sorban putih dan jubah putih. Dia memiliki tutur kata yang lembut dan juga menggunakan bahasa Makassar tempo dulu, yang hanya dipakai oleh para bangsawan.
Mahluk itu meminta supaya tidak takut kepadanya. Menurutnyanya, ia datang untuk membantu orang dalam hal pengobatan. Karena memang di belakang rumah Herman ada orang sakit keras, yang sudah keliling dokter dan dukun tapi tidak juga sembuh.
Cuma yang membu tersiksa, bila mahluk itu datang, badan Herman terasa ditekan beban berat di pundak, menyerupai memanggul karung beras 50 kg. “Capek sekalika jikalau ia datang, itumi yang membuat orang tuaku kasihan “. kata Herman sedih.
Ayah Herman, Mansur Dg.Taju, pegawai jaringan PLTU, dan ibunya, Wina, yang ditemui MITOS, meminta tolong supaya dicarikan seorang paranormal. Soalnya, putranya selalu terlihat lelah setiap selesai bertemu dengan gaib tersebut. Mansur berharap putranya mampu normal kembali.
Ziarah ke Karebosi
Setelah konsultasi dengan Paranormal atas tunjangan Wartawan MITOS, Herman mulai menjalankan aktifitasnya dengan normal. Herman sudah dapat mengontrol eksistensi mahluk gaib yang mendatanginya itu. Walaupun disatu sisi ia belum dapat mengontrol secara penuh penglihatan gaibnya, kadang ia melihat jin-jin qarin [pendamping]. Kadang pula ia melihat jin yang biasa dipapakai dalam ilmu guna-guna. Suatu ketika Herman diajak oleh mahluk halus model Arab tersebut untuk melakukan ritual ziarah ke makam Tujua di Karebosi,
Herman ragu, namun kesudahannya pada Minggu tanggal 22 Maret 2009, setelah menerima kode dari mahluk halus itu, Herman berangkat dan tiba di Makam Tujua Karebosi, menjelang magrib.
Yang pertama terlihat oleh Herman di Karebosi yakni istana yang megah berwarna kuning keemasan. “Pokoknya terang sekali penampakan istana itu” kata Herman.
Menurut Herman, ia temukan fakta, ternyata Makam Tujua itu bukan kuburan dari Tujuh Raja di Sulawesi, melainkan merupakan makam (tempat) pertemuan tujuh penguasa alam gaib di Sulawesi, yang dikenal dengan nama Tumanurung, dipimpin seorang Karaeng. Kaprikornus bukan kuburan yang di dalamnya ada mayit orang meninggal menyerupai yang dipahami Herman sebelumnya. Setelah takjub melihat fenomena alam gaib di Karebosi.
Di salah satu sisi makam, belum sempat ia menggali tanah sesuai kode mahluk halus Arab itu, Herman melihat sebilah keris. Saat ia julurkan tangan untuk mengambilnya, Herman menoleh ke MTC Karebosi alasannya yakni mendengar bunyi azan. Ketika matanya matanya balik tertuju ke keris, ternyata keris itu sudah lenyap.
Untuk menerima keris tersebut, Herman harusnya tiba di Karebosi sebelum petang. Tapi ia terlambat, ia gagal menerima keris. Padahal setelah ritual di Makam Tujua sukses, ia diarahkan ke Bontonompo untuk mengambil barang berupa guci yang tertanam di belakang rumah tantenya.
Jadi Dukun
Setelah melalui pengalaman mistik yang membingungkan, kesudahannya Herman menerima hikmahnya. Sekarang ia sudah dapat mengobati orang sakit. Di ketika ada orang miskin butuh pengobatan gratis, sedikitnya ia sudah mampu membantu. Rumah Herman banyak didatangi orang yang butuh berobat.
Tim Gaib MITOS menyimpulkan, Herman sebetulnya diperebutkan oleh bangsa jin, ada yang dari kalangan hitam (iblis) dan ada dari kalangan putih.
Pemenangnya yakni jin Arab yang menyelamatkannya dari sekapan jin wanita berambut panjang di Bontonompo. Melalui Herman, jin Arab itu bermaksud membantu insan di bidang kesehatan. Bangsa jin juga berusaha menerima pahala untuk bekal kelak di akhirat. Mereka juga takut masuk neraka (awing)
Sumber http://majalahmitos.blogspot.co.id/
0 Response to "Mitos Disekap Makhluk Halus di Bontonompo"
Posting Komentar