Adsense

Mitos Sibuk Berburu Tokek


Di tengah keterpurukan ekonomi masyarakat, termasuk di wilayah Kota Makassar dan sekitarnya, ternyata ada sebuah urusan ekonomi yang cukup menggiurkan, yakni urusan ekonomi binatang melata yang berjulukan Tokek. Banyak di kalangan masyarakat sangat tergiur dengan urusan ekonomi ini. Maka mereka pun membuat sangkar khusus, lalu berburu Tokek kemana-mana. Ada apa dengan Tokek ?

Tokek, atau dalam bahasa Bugis Makassar disebut Tokke’,  atau di dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan nama Tokay Gecko atau Tucktoo, ialah sejenis cecak besar yang memiliki nama ilmiah : Geckonidae, yang suka memangsa aneka serangga dan tikus kecil, ternyata mempunyai khasiat dan manfaat bagi kesehatan insan yang diyakini masyarakat dapat menyembuhkan penyakit gatal pada kulit. Selain daging, darah dan empedu tokek juga diyakini bisa menjadi obat. Tak hanya itu, ternyata tokek juga berfungsi menjadi obat ampuh bagi penyakit AIDS. Obat AIDS tersebut terletak pada pengecap Tokek.
Tokek sering digunakan dalam pengobatan tradisional China yang memiliki efek anti-tumor. Para jago pengobatan China berbagi obat tumor dari organ badan Tokek, alasannya ialah dalam organ tersebut bisa menekan pertumbuhan dan penambahan sel-sel tumor. Tim yang diketuai Prof. Wang dari Universitas Henan, China, menunjukkan bahwa zat aktif tokek tidak hanya meningkatkan respons sistem kekebalan badan dari suatu organisme, tetapi juga menginduksi sel-sel tumor apoptosis (yang membunuh dirinya sendiri) serta menekan ekspresi protein VEGF dan BFGF, faktor pendukung berkembangnya kanker. Tokek efektif dimanfaatkan untuk menghilangkan tumor ganas, terutama tumor di bab sistem pencernaan yang dijadikan sebagai alternatif pengobatan, yaitu operasi, radioterapi, dan kemoterapi.

Untuk Gairah Sex

Maraknya penangkapan satwa tokek belakangan ini yang memang sedang banyak diburu dan harganya yang mahal, kini menjadi rumor gres bahwa tokek dapat menyembuhkan virus HIV/AIDS. Namun, hingga ketika ini memang belum ada riset khusus mengenai hal ini, tetapi banyak masyarakat yang mempercayainya. Bahkan di beberapa tempat di Thailand, terdapat masyarakat yang mengkonsumsinya sebagai makanan ataupun obat penambah gairah seks.
Data WHO sejauh ini memang belum ditemukan obat untuk mengobati AIDS. Bila dilihat dari sisi kedokteran memang belum ada yang mengadakan penelitian khusus ihwal khasiat Tokek. Namun kalau diyakini bisa mengobati, atau setidaknya mencegah penyakit AIDS, tentu akan menjadi kemajuan besar dalam pengobatan tradisional. Namun medis memang diharapkan untuk menguji khasiat dan kandungan yang ada dalam tokek itu sendiri.
Tokek memiliki antibodi yang sangat bermanfaat bagi insan untuk menetralisir racun dalam badan yang kita kenal sebagai alergi dengan beberapa pembagian terstruktur mengenai segala jenis alergi kulit ataupun alergi pernafasan, mirip asma, gatal-gatal, kudis, eksim dan lain sebagainya. Dan yang lebih utama manfaat dari Tokek terdapat pada pangkal ekornya yang memiliki kemampuan regenerasi sel, yang dipercaya bermanfaat untuk memulihkan tenaga dan mengganti sel badan yang rusak setelah sakit atau yang terutama dapat segera mengembalikan fungsi vitalitas pria setelah beraktivitas.
Penggunaan Tokek paling populer untuk mengobati penyakit asma dan dianggap dapat menyembuhkan penyakit tersebut secara efektif. Selain asma, Tokek diyakini dapat mengobati impotensi, meningkatkan fungsi seksual pria, serta meningkatkan stamina. Tak hanya itu, terkadang tokek juga dicampurkan dengan obat-obatan lain untuk menyembuhkan batuk dan flu. Dosis yang direkomendasikan ialah tiga hingga sembilan gram per hari, biasanya dikonsumsi dalam bentuk bubuk atau pil, bisa juga direbus dalam air.

Trend Berburu Tokek

Salah satu mitos yang berkembang, yang membuat tokek menjadi binatang yang diburu adalah, konon menurut kepercayaan tradisional Cina dan Jepang, tokek merupakan binatang yang membawa gen naga atau Herediter, sehingga dipergunakan sebagai media pemujaan terhadap para dewa. Karena naga sudah dianggap punah dan bereinkarnasi menjadi tokek, itulah mengapa dicari tokek yang berukuran 3 ons. Karena untuk ukuran 3 ons, tokek akan menampakkan sisik diatas punggungnya yang ibarat naga.
Untuk mencari tokek ukuran 3 ons ternyata mirip mencari jarum dalam jerami, alasannya ialah tokek ukuran tersebut sangat langka, pada umumnya tokek yang didapat hanya berkisar 1 hingga 2 ons saja. Selain itu yang menyulitkan bagi pemilik tokek ialah alasannya ialah sangat sulitnya menerima pembeli atau buyer. Seperti yang dialami oleh Dg. Liwang (38) yang sehari-harinya bekerja sebagai juru parkir dan pengumpul barang bekas.
Dia memiliki tokek yang telah mendiami sangkar kambingnya semenjak beliau masih kecil. Tokeknya sudah berkali-kali dilihat dan dibawa ke pihak yang memgaku pembeli, akan tetapi tak ada yang membelinya. Pada umumnya yang datang hanya para makelar tokek, dan kadangkala ada pula yang memakai trik kotor, berupa timbangan yang sudah dimodifikasi sehingga apabila ada barang yang ditimbang beratnya tak melampaui 2 ons.
“Tokek ku ini pak, dari kecil ka sudah adami, pernah mi ditimbang beratnya 4,28 ons” ujar Dg.Liwang, ketika memperlihatkan tokek miliknya kepada MITOS, yang sedang berada  di dalam sangkar kambingnya. Hal ini diamini oleh Dg.Raba (33) yang menyaksikan pribadi penimbangan tersebut. Dalam penimbangan itu tokek milik Dg.Raba juga turut ditimbang, tapi beratnya hanya berkisar 2,9 ons saja.
“Tokkek ku pak ! 2,9 ons ji beratnya, disuruh ka piaraki dulu” ujar Dg. Raba sembari menceritakan sejarah penemuan tokeknya yang memang cukup besar ukurannya ketika diperlihatkan kepada MITOS.
Fenomena tokek ini memang sangat menghebohkan, sehingga banyak orang yang beralih profesi menjadi pencari tokek. Seperti yang diceritakan Dg.Raga (41), Dia rela meninggalkan pekerjaannya sebagai supir angkot selama 3 bulan, alasannya ialah mencari hewan melata ini. “Saya pak, tiga bulan ka mencari tokek dan di rumahku masih ada tiga sangkar tokek yang jumlahnya mencapai 40 ekor, tapi tak ada yang 3 ons, rata-rata 2 ons saja” kata Dg.Raga sewaktu diwawancarai MITOS di pangkalan supir angkot di bilangan Jl.Emmy Saelan.
Lain halnya yang dialami oleh Ali (25). Dia rela mencari tokek hingga ke Bantaeng. “Kasi masuk ki di majalah kanda, saya rela tinggalkan kerjaku kalo ada yang mau beli tokek dua ons, kucarikan ki, boss” ujar Ali yang erat dipanggil Bolong oleh para sahabatnya.
Berbeda dengan kisah diatas yang rela mencari tokek dan meyakini ada pembeli tokek dengan harga mahal. Didik (30) belum yakin betul harga tokek yang selangit, alasannya ialah menurut pengalamannya, tokek hasil tangkapannya hanya berharga Rp. 100.000. “Tidak ada pembeli tokek yang bisa membeli dengan harga jutaan boss, yang datang semua hanya makelar ji. Satu ji kupercaya pembeli yaitu pegawai TPR ka ji, alasannya ialah beliau yang beli tokekku” ujar Didik.
Pengalaman penjualan tokek dengan harga fantastis ternyata pernah dialami oleh Tahir (40) seorang guru honorer di desa Uloe kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone. Beberapa waktu yang lalu, Dia menerima tokek di tempat perkuburan Tak’kae, beratnya 3 ons. Tokeknya pada waktu dibeli dengan harga 20 juta rupiah. Sekarang beliau memelihara lebih dari 20 ekor tokek di rumahnya.

Harga Menggiurkan

Ternyata urusan ekonomi tokek yang menunjukkan harga yang menggiurkan tak selamanya mulus, alasannya ialah ada pula pengalaman yang sangat memilukan hingga berujung kematian. Seperti yang dialami Supriadi(36), ayahnya meninggal dunia selepas mencari tokek didaerah Tak’kae yang memang terkenal keramat. Ceritanya bermula ketika Tahir mendapat tokek di Tak’kae dan laku dijual 20 juta, membuat warga dikampungnya berbondong-bondong mencari tokek. Seperti pula ayah Supriadi yang mencari tokek di tempat keramat pada malam hari. Dia mendapat tokek yang jauh lebih besar dari yang didapat Tahir, tapi apa lacur belum lagi tokeknya dijual, bapak itupun meninggal jawaban serangan jantung. Menurut paranormal, tokek yang didapat ialah piaraan mahluk halus di Tak’kae. Akhirnya alasannya ialah keluarganya tak mau ambil resiko maka tokek tersebut dikembalikan ke tempatnya.
Fenomena Tokek memang sangat menghebohkan, alasannya ialah hewan melata ini sangat spesifik dalam penanganannya. Adapun dibawah ini tips-tips mengenali tokek ukuran 3 ons, serta penangannya, yakni  :

Ciri-ciri Tokek 3 ons :

1.    Suaranya tidak nyaring lagi, hanya bunyi geraman yang keluar dari mulutnya.
2.    Ukuran tubuhnya panjang sekitar 35 cm – 40 cm. Lebarnya lebih tiga jari orang dewasa.
3.    Sisik pada punggungnya sudah nampak mirip parut.
4.    Telah bisa menelan anak ayam.

Cara penanganan Tokek :

1.    Jangan disentuh dengan tangan telanjang, sebaiknya menggunakan kaos atau kain tangan sebagai pelapis.
2.    Pada salah satu kakinya diikat dengan helai rambut.
3.    Carilah wadah dari bambu atau botol air mineral.

Hewan melata yang mirip cicak ini memang sangat menggemparkan masyarakat, alasannya ialah harganya yang sangat mahal, tak salah kiranya hewan ini dijuluki Sang Fenomenal. (MITOS/awing/dari aneka macam sumber)


Sumber http://majalahmitos.blogspot.co.id/

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mitos Sibuk Berburu Tokek"

Posting Komentar