Tongkat Ditancap ke Tanah, Air pun Menyembur

Siapa yang menggali sumur tersebut ?
Alkisah, daerah Antang pada era ke-16, mengalami trend kemarau yang sangat panjang, sehingga untuk mengambil air wudhu saja sangat sulit. Suatu hari, Lo’mo terlihat berdo’a, minta petunjuk kepada Tuhan untuk mengatasi kesulitan air bagi masyarakat.
Lalu ia berjalan dari rumahnya ke arah barat. Tak jauh dari rumah, Lo’mo singgah di tempat yang agak berbatu. Disitu ia berdo’a pula, lalu menancapkan tongkat kayu yang dipegangnya kedalam tanah. Setelah mencabut tongkat itu, serta-merta dari kubang bekas tongkat memancar air bersih dan menyegarkan. Dari pancaran air pertama kali, Lo’mo mengambil air wudhu, dan seterusnya sumur itu menjadi sumber air bagi masyarakat Antang dari era kea abad.
Sumur itu sekarang masih digunakan oleh masyarakat umum untuk keperluan sehari-hari. Selain itu air sumur tersebut digunakan untuk mencuci benda-benda peninggalan dari Lo’mo.
Wali yang merupakan putra asli Sulawesi yang menjadi teman Datuk Paggentungan dan guru Syekh Yusuf ini, selain telah mewariskan anutan agama, juga mewariskan sumur yang tak pernah kering sepanjang abad, yang dibuatnya hanya dengan menancapkan tongkat satu kali ke dalam tanah. Wali yang kemudian nyaris terlupakan (MITOS/zardi/awing)
0 Response to "Mitos Kisah Bungung Lompoa ri Antang"
Posting Komentar