Adsense

Mitos Operasi Gaib Tanpa Bius, Tanpa Jahitan


Guru–Andi Aco Puang Bulan, mengoperasi pasien usus buntu (foto : zardi)


Dalam dunia kedokteran, bila seseorang dioperasi, maka pasien harus dibius. Kemudian setelah dioperasi, bekas operasi harus dijahit. Tapi operasi model Guru, panggilan bersahabat Andi Aco Puang Bulan, tidak perlu dibius. Pasien dibedah tanpa jahitan. Hasilnya, tak ada bekas jahitan sedikit pun, padahal tadinya dibedah pakai pisau dapur. Biaya operasi, apapun jenis penyakit pasien, tak akan pernah lebih dari Rp.500.000,- Luar biasa !   Praktek pengobatan alternatif ini, berlangsung setiap Rabu, di Jl.Swadaya II No.14 Makassar. Pasiennya membludak, bukan cuma dari masyarakat kelas bawah, tapi juga banyak pasien datang dengan kendaraan beroda empat pribadi. Mereka, selain warga Makassar, juga banyak berasal dari aneka macam tempat kabupaten.  

Hamriana (43) pasien wanita yang ditemui Wartawan MITOS simpulan Juli 2010 lalu, dikala menunggu antrian pengobatan, mengidap penyakit tumor dalam             rahimnya.  Sebelum beliau divonis menjalani operasi gaib, lebih dulu diperiksa oleh Guru, ihwal penyakit apa yang dideritanya. Setelah yakin akan penyakit pasien melalui proses pemeriksaan gaib, beliau diberi catatan kecil soal penyakitnya dan besaran biayanya, untuk menjalani proses  operasi gaib. “Catatan kecil didaftar kembali untuk menunggu kegiatan operasi”, kata Hamriana. Dia sudah enam kali menjalani kemotherapy di sejumlah rumah sakit, tapi tidak membawa hasil. Sebelum dioperasi, beliau wajib melunasi biayanya sebesar Rp.390.000 plus harga materai Rp.6.000 untuk surat pernyataan siap dioperasi. Selain itu, Hamriana, menyerupai juga pasien lainnya, baik sebelum operasi maupun sesudah untuk jangka waktu tertentu, tidak boleh mengkonsumsi Gula merah, Kecap dan Terasi.
“Karena bila pasien memakan ketiga jenis pantangan tersebut sebelum dinyatakan sembuh, akhirnya bisa  terbuka  kembali luka bekas operasi tadi’’  terang Guru kepada Wartawan MITOS.
Ketika siap menjalani operasi, kisah Hamriana  kedua mata ditutup memakai  Al-Qur’an.Tubuhnya ditutup juga dengan kain berwarna merah.  Dan dengan sekejap perutnya terasa  diiris pisau.Tapi heran karena beliau tidak mencicipi sakit sedikitpun. Padahal beliau dalam keadaan sadar.
Dia mencicipi bagaiman tangan Guru meraba tumor didalam rahimnya, dan sekejap tumor itupun berhasil diangkat. Selanjutnya tangan Guru beliau rasa merekatkan kembali kulit perut yang tadinya terbelah. Dan akhirnya, bekas operasi Hamriana pun dibalut perban. Hamriana tak percaya atas apa yang gres beliau alami, yang berlangsung tak lebih dari lima menit. Ceceran darah juga tak ditemukan sedikitpun.
Kepada Hamriana Guru berpesan, supaya perban yang menutupi luka operasi nanti dilepas jam 23.00 malam nanti” Sebab dikala itu gres tepat daging dan kulit yang habis dioperasi, untuk kembali menyatu menyerupai semula”.
Hamriana diberi obat dua a dua jenis dalam botol air mineral ukuran  1,5 liter dan 0,5 liter secara terpisah. Botol yang satu berupa air untuk diminum dan botol yang satunya lagi berbentuk minyak untuk dioleskan, untuk membantu proses penyembuhan.
Dedi (33) perjaka asal Soppeng, lumpuh dua tahun akhir patah tulang belakang. Pihak RS Soppeng menyatakan Dedi harus segera dioperasi. Diapun dirujuk ke RS Dr.Wahidin Sudirohusodo. Tapi batal karena Dedi tak bisa membayar Rp.15 juta, belum lagi biaya obat dan yang lainnya. Dan akhirnya beliau dioperasi tulang oleh Guru, dengan biaya Rp.421.000. Kini Dedi sudah sembuh. Bekas operasi di episode belakangnya tak ada bekas jahitan.      
Jusniati (20)  wanita dari Bulukumba, sudah 5 tahun mata kanannya terkena  katarak dan buta, setelah menjalani operasi hanya dalam hitungan menit, diapun dinyatakan dapat melihat kembali.
Waktu dioperasi, Wartawan MITOS diperbolehkan menyaksikannya. Awalnya Jusniati berbaring, Qur’an diletakkan diatas perutnya dan  wajahnya ditutupi dengan kain merah. Guru mengambil tongkat kayu bulat,  panjang  sekitar 27 cm, berdiameter sekitar 5 cm, berwarna coklat.  Ujungnya ditempelkan pada mata kanan yang terkena katarak. Tidak lama proses operasi gaib pun berlangsung. Biji mata kanan Jusniati dicungkil keluar dengan pisau, sampai terlepas dari kelopaknya.  Biji mata itu ditaruh di mangkok berisi air. Guru mencucinya dengan tangan telanjang. Lapisan katarak dibersihkan. Sementara Jusniati tenang-tenang saja. Sesekali mata kirinya melirik orang-orang di dekatnya, tanpa rasa sakit sedikitpun. Tak lama, biji mata itupun dipasang kembali. Beres. Operasi berjalan sekitar 15 menit.
Selain Hamriana, Dedi, dan Jusniati, telah ratusan pasien yang dioperasi Guru, dan ribuan pasien yang disembuhkan tanpa operasi. Dia berpraktek sudah 20 tahun, dengan cara berpindah pindah. Setiap selesai praktek di Makassar,  dia pribadi pulang ke Polman. Dulu juga pernah praktek di BTP selama setahun (zardi)

Tubuh Andi Aco Dimakan Ikan

Andi Aco Puang Bulan (40), bersahabat dipanggil Guru, berasal Palanro dan Balangnipa, kab.Sinjai. Sewaktu muda dulu, lelaki sederhana ini merantau ke Malaysia sebagai TKI illegal, melalui jalur Nunukang.
Di Malaysia beliau bekerja di hutan, sebagai buruh kebun kelapa sawit, biar tidak mudah tertangkap Polisi Di Raja Malaysia. Setelah beberapa lama bekerja, tiba–tiba beliau kena penyakit yang tidak lazim dan mengerikan. Bahkan orang yang melihatnya akan merasa jijik, anyir busuk. Dia kena penyakit Puru di sekujur tubuhnya.  Tak ada siapapun yang sudi memeberi tumpangan di rumah warga. Ada empat wanita dalam satu rumah, juga tak mau menolongnya. Akhirnya beliau pasrah dan memilih berbaring di tepi  sungai tak jauh dari rumah keempat perempuan tadi, seraya berkata kepada mereka ; “Biar mi saya tidur disini saja, sudah enak mi kurasa. Ikan-ikan juga datang  memakan luka-luka di badanku”  Andi Aco  membiarkan sebagian dari badannya dilalap ikan.
Dalam keadaan tidak berdaya, tiba-tiba ada tiga orang yang   entah dari mana, bangun di depannya. Satu diantaranya berjenggot. Mereka kemudian memberi sehelai kain berwarna merah, juga sebuah kayu berbentuk bundar panjang. Kayu itu menyerupai alu, atau alat penumbuk padi. Cuma ukurannya hanya sebesar ibu jari orang dewasa, berwarna coklat.
Ketiga orang itu minta biar kedua benda tersebut dipergunakan menolong orang yang menderita penyakit dalam dengan cara operasi.
Kepada Wartawan MITOS, Guru mengungkapkan,  ketiga orang itu ialah orang gaib. Bangsa jin. Awalnya beliau tidak mudah percaya begitu saja. “Apa yang bisa saya perbuat dalam menolong orang sakit, apalagi mengoperasi orang. Sedang saya sendiri dalam keadaan sakit” pikir Andi Aco dikala itu. Namun suatu hari, ada ayam sakit. Dioperasilah ayam itu. Ternyata sembuh.
Sutau hari, kisah Guru, isteri Andi Aco mau melahirkan. Tapi tak mungkin isterinya dibawa ke rumah sakit di kota. Takut tertangkap. Maka beliau putuskan menangani isterinya sendiri melahirkan di dalam hutan. Dan Alhamdulillah, anaknya selamat dan sekarang sudah besar. Guru menunjuk  seorang perjaka berusia 18 tahun  yang ikut juga sang ayah dalam praktek pengobatan. Putranya itu lahir di hutan Malaysia tahun 1987.
Cara Pengobatan
Dalam menjalankan praktek pengobatan pada pasien, Guru memiliki metode tersendiri.  Kedua benda yang Guru dapat dari ketiga orang gaib  tersebut, sangat berperan penting dalam menjalankan praktek pengobatan. Keduanya punya tugas sangat istimewa.
Tongkat kayu yang dulunya hanya sebesar ibu jari, sekarang sudah menjelma panjang dan membesar,  akhir mengisap penyakit para pasien. Fungsinya, mendeteksi penyakit pada saat  ujungnya ditempelkan pada tubuh pasien, “Apabila ujung tongkat ditempelkan ke tubuh pasien lalu memberi tanda bergetar kecil, berarti penyakit pasien kecil, atau tidak parah. Bila bergetar keras maka dipastikan penyakitnya juga parah. Bila dikala ditempelkan ke tubuh pasien tongkat kayu itu melompat-lompat, artinya penyakit pasien sudah tidak dapat tertolong”  urai Guru.  Sedang kain berwarna merah, fungsinya bereperan penting dikala operasi berlangsung.  Misalnya pada operasi katarak, biji mata dikeluarkan dari kelopaknya, otomatis putuslah ratusan urat syaraf. Kemudian dipasang kembali pada tempatnya semula lalu ditutup dengan kain merah. Saat  itulah gaib yang bekerja menyambung kembali  urat-urat syaraf yang terputus tadi.          Dan Setelah terhubung semua urat syaraf, tongkat kayu yang diletakkan diatas bola mata akan melompat memberi tanda, bahwa urat-urat syaraf sudah tersambung kembali. Begitu juga pada operasi penyakit lainnya.
Soal Al–Qur’an, dipoergunakan sebagai alat anesthesia atau pembius.  Untuk menghilangkan rasa sakit pada waktu menjalani proses bedah. Satu ditaruh di perut dan yang satunya lagi ditaruh di wajah pasien. Ini berlaku juga pada pasien non Islam. Buktinya, dengan bius pakai Al-Qur’an, pasien tak ada yang mencicipi sakit dikala operasi.
Sebenarnya, dikala operasi dilakukan, yang mengerjakan secara pribadi bukanlah Guru. Tubuh Guru hanya  menjadi media bagi mahluk gaib itu untuk dapat melaksanakan operasi ataupun pengobatan secara langsung.  “Bukan saya yang mengerjakan semua itu, tapi ada barang gaib yang mengerjakannya” kata Guru .
Apabila Guru sedang mengobati atau mengoperasi pasien, wajahnya terlihat lebih berwibawa, tenang, dan dari wajahnya terpancar aura gaib. Dalam tubuh Guru, di antara kulit dan dagingnya, tertanam banyak mustika, dan biasanya akan muncul pada setiap malam Jumat .
Mustika  tersebut akan keluar dari tubuh Guru bila seorang penyakit pasien tidak kunjung sembuh walaupun telah beberapa diobati. Namun bila pasien  yakin akan sembuh maka dikala itulah mustika keluar. Maka, pesan Guru, sebaiknya bila datang berobat kepadanya, harus yakin. Kalau tidak yakin akan percuma, karena pasti penyakitnya akan kambuh lagi.
Air Berwarna
Obat yang diberikan pada pasien berbeda – beda. Tergantung jenis penyakit dan tingkat keparahannya. Ada empat jenis warna dari obat yang biasa diberikan ke pasien, ada hitam berwarna hitam, putih, merah dan kuning. Air itu dibuat tanpa campur tangan Guru. Semuanya dibuat dan diramu sendiri oleh gaib. “Bahannya pun saya tidak tahu sama sekali, Hanya jerigen yang disediakan untuk tempatnya, lalu terisi sendiri” kata Guru.
Dalam setiap tahun ada ritual pemotongan hewan yang ditujukan untuk   orang gaib, berupa seekor kambing, juga terkadang Guru menyembelih sebanyak 200 ekor ayam, bila gaib memintanya.
Biaya
Biaya pengobatan dan operasi sangat terjangkau. Untuk biaya pengobatan atau perawatan lanjutan sebesar Rp.25.000 tiap kali kunjungan. Biaya operasi tergantung dari kedalaman penyakit pada tubuh pasien. Jika dalamnya sekitar 2- 4 cm, biayanya Rp. 290. 000 ,. , Bila dalamnya 5-10 cm sebesar Rp.320.000. Patah tulang atau sambung tulang Rp.480.000,
Uang tersebut biasanya disedekahkan kepada fakir miskin. Yang diambil Guru hanya sebatas keperluan sehari-hari dan biaya operasional. “Setiap Rabu bisa terkumpul Rp.10 jutaan, dan sebagian disedekahkan. Pasien yang telah sembuh akan dimandi, Sarung mandi mereka dikumpul dan dibagikan  pada orang tak bisa di kampung.
12 Isteri
Guru bercerita pada Wartawan MITOS soal dirinya yang punya 12 isteri. Kata Guru, itu terjadi secara tidak sengaja.  Awalnya, saat  melaksanakan operasi gaib, dikala itu pula para keluarga pasien diperbolehkan masuk menemani  keluarganya yang dioperasi. Terkadang di antaranya banyak juga wanita yang kebetulan masih gadis. Nah, di dalam ruangan operasi yang nampak secara kasat mata ialah sosok Guru. Tapi yang bahwasanya bukan Guru yang sesungguhnya. Kaprikornus untuk wanita yang belum menikah janganlah memandang Guru terlalu dalam, alasannya ialah ada daya tarik yang berpengaruh dalam darinya dan tak disengaja. Itu ialah aura jin yang melaksanakan operasi. 
“Suatu hari ada wanita datang minta segera dinikahi, padahal saya tidak melaksanakan suatu apapun padanya.  Saya minta beliau kembali ke rumahnya” ungkap Guru kepada Wartawan MITOS. Guru menolak menikahinya.
Selain membuka praktek pengobatan di  kota Makassar, Andi Aco Puang Bulan juga melayani pengobatan di rumah pribadinya di Polman, Sulawesi Barat, tepatnya di dusun Laliko, kec.Campalagian, pada setiap malam Jumat. Sebelumnya, pernah buka praktek di Pare-pare. Tapi pihak rumah sakit disana protes, alasannya ialah kurang pasien ke rumah sakit setiap Guru praktek.  “Tapi kadang saya di panggil oleh pihak rumah sakit untuk membantu kalo ada kasus operasi yang sulit” kata Guru . Selama praktek di kota Makassar, yang datang bukan hanya kalangan masyarakat umum. Banyak pejabat dan tokoh masyarakat yang datang berobat, menyerupai Prof. Anwar Arifin , H. Taming, paman Jusuf Kalla, Muchtar Wahid, dan beberapa yang lain.
Pengobatan alternatif yang dilakukan oleh Andi Aco Puang Bulan sudah berjalan selama kurang lebih 20 tahun. Guru memiliki Surat Izin Praktek Pengobatan Alternatif dari Depkes RI, Jakarta (zardi)  

Majalah MITOS
Mengungkap Fenomena Kehidupan


Redaksi: Bumi Antang Permai
Jl. Lasuloro Dalam VI/37
Telp (0411) 5457858-491980
Makassar-Indonesia
e-mail: majalahmitos@gmail.com

Sumber http://majalahmitos.blogspot.co.id/

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mitos Operasi Gaib Tanpa Bius, Tanpa Jahitan"

Posting Komentar